Masyarakat Ekonomi
Asean atau yang biasa kita sebut MEA adalah suatu pasar tunggal untuk kawasan
Asia Tenggara yang telah disepakati oleh para pimpinan negara ASEAN dan akan
diberlakukan Desember 2015 nanti. Jadi nantinya akan ada pasar bebas dimana barang
dari Luar Negeri yang termasuk didalamnya MEA bebas keluar masuk antarnegara,
tidak hanya barang bahkan tenaga kerja pun dibebaskan untuk bekerja di negara
anggota MEA. MEA ini diciptakan karena keinginan agar dapat seperti negara Cina
yang mampu menguasai pasar. Para pimpinan yakin bahwa negara ASEAN pun dapan
menguasai pasar.
Apa pengaruhnya
bagi kita ? Apa hal tersebut dapat mempenggaruhi diri kita ?. Pertanyaann ini
sering muncul dalam diri kita, dan jawabannya tntu hal ini sangat berpengaruh.
Karena, dengan adanya kebijakan MEA ini tentu saja kita akan bersaig dengan
warga asing guna memperoleh pekerjaan, namun kita juga bisa dengan mudah keluar
masuk negaara ASEAN guna memperoleh pekerjaan.
Sebenarnya
Indonesia sudah sangat siap menghadapi MEA, hal ini dapat dilihat dari
produk-produk yang dihasilkan Indonesia, dimana produk-produk tersebut memiliki
kualitas yang bagus bahkan lebih baik daripada China. Tenaga kerja yang
dimiliki Indonesia pun sudah profesional pada bidangnya. Hanya saja, para lulusan
baru atau anak muda belum menyadari pentingnya bahasa dan tata cara menghadapi
MEA. Bahasa Inggris terutama sangat penting karena beberapa negara juga
mensaratkan penggunaan bahasa Inggris. Banyak tenaga kerja yang profesional
namun tidak memiliki sertifikasi pada bidangnya, tentu saja hal ini penting
pada saat kita melamar pekerjaan dalam suatu peusahaan atau instansi instansi
tertentu. Karena, mereka hanya akan percaya pada kemampuan kita jika kita
memiliki bukti tertulis. Sehingga dalam hal ini para tenaga kerja Indonesia
perlu adanya sertifikasi profesional pada bidang masing-masing. Kendala lain
pun muncul yang perlu diperbaiki oleh Negara kita ini dimana infrastruktur yang
kurang menunjang, serta kemudahan bagi para calon wirausaha untuk brbisnis belum
ada.
Dalam kasus
Pengacara dan Akuntan misalnya, pengacara Indonesia mmiliki permintaan yang
terus menurun. Hal ini karena kendala bahasa, dan bahasa Inggris memiliki
peranan yang sangat penting guna menunjang pekerjaan tersebut. Serta dalam segi
Akuntan, mereka kurang memahami tentang pentingnya Sertifikat pengakuan
kemampuan itu sendiri. Sehingga mereka perlu sadar akan hal-hal semacan itu
agar mereka mampu bersaing menghadapi MEA kelak.
Indonesia make
progres, Indonesia sudah memiliki double track
Jakarta-Surabaya. Kedua, tahun 2016 nanti akan di buka Tanjung Priok dengan
perluasan yang baru, bandara juga semakin diperluas, makin banyak lagi
pembangkit listrik. Indonesia juga sudah memiliki fasilitas kawasan ekonomi
khusus seperti Sumatera Utara, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Timur. Nah,
progress itu yang harus didayagunakan.
Dengan adanya
progres-progres diatas diharapkan mampu mendukung dan sebagai modal kecil
menghadapi MEA. Karena, modal terbesarnya itu sendiri tergantung pada Sumber
Daya Manusia itu sendiri.
Adanya
masalah-masalah tersebut membuat persiapan Indonesia baru mencapai 88% agar
mampu mencapai 100% maka Indonesia perlu membenahi masalah-masalah tersebut.
Apa dampak
berikutnya bagi negara Indonesia ? Ini yang perlu diperhatikan, jangan sampai
kita sudah mengikuti MEA berbaur dengan Negara ASEAN namun tak memperoleh
apa-apa. Jangan sampai, Tenaga kerja Indonesia digantikan kaum mayoritas
pendatang sedangkan Tenaga kerja Indonesia sendiri tidak mamppu bersaing di
Negara ASEAN.
Kenapa pencapaiannya baru 88%?
Sisanya 10-12% itu adalah sektor
jasa yang mana lebih banyak menyoal tentang jasa profesi. Saat ini ada 8 jasa
profesi yang sedang digodok, seperti dokter, pengacara, chef, dll. Masalahnya
masih ada profesi yang belum menyepakati kesamaan sertifikasi atau standar
kompetensi sehingga harus ditemukan jalan keluarnya. Untuk profesi dokter
misalnya, sertifikat IDI (Ikatan Dokter Indonesia) sudah diakui di negara
ASEAN, sehingga dokter Indonesia diakui kompetensinya di luar negeri. Jika
ingin berkarier di sana, maka dokter Indonesia harus mengikuti tes lanjutan
sesuai permintaan negara setempat dan sebaliknya. Tutur Wakil Menteri Perdagangan Bayu
Krisnamurthi.
Keuntungan seperti apa yang dapat diperoleh
Indonesia ?
Indonesia adalah
yang paling lengkap. Hal itu bisa dilihat dari beberapa fakta: ekonomi
Indonesia di kawasan ini yang terbesar, penduduknya sangat banyak, GDP juga
paling tinggi. Di sisi lain, Indonesia memiliki keragaman yang sangat tinggi.
Hal itu tentu akan membuat pasar Indonesia menjadi kian menarik. Dari sisi
suplai dan produksi, Indonesia mempunyai sumber daya alam, kemampuan buruh,
investasi yang pesat dan basis produksi. Perlu diingat, Indonesia juga
mempunyai kemapanan secara sosial politik dan negara demokrasi yang besar. Sehingga Indonesia pasti mampu bersaing
dalam pasar ASEAN yang telah digadang-gadang sejak tahun 2006 tersebut.
Sektor mana yang paling
diunggulkan?
Kita masih tetap mengandalkan 3
kelompok besar. Pertama, yang berbasis sumber daya alam. Kuncinya adalah harus
meningkatkan nilai tambah, jadi tidak menjual barang mentah entah itu dari
kehutanan, perikanan atau pertanian.
Kedua, consumer products.
Kenapa?. Karena pasar kita yang sangat besar. Untuk itu, kita harus mampu
menjadi basis produksi.
Ketiga, adalah ekonomi kreatif
yang kini jumlahnya semakin banyak. Di seluruh dunia yang namanya creative
player jumlahnya tidak lebih dari 5%. Maka 5% dari 250 juta penduduk Indonesia,
yakni sekitar 10-15 juta orang, harus diberdayakan dan ditopang melalui
institusi dan infrastruktur yang memadai. Dengan begitu Indonesia pasti sangat siap menghadapi MEA yang akan dimulai
akhir tahun ini.
0 komentar:
Posting Komentar