Kamis, 07 April 2016

siapkah Indonesia menghadapi MEA ?


Masyarakat Ekonomi Asean atau yang biasa kita sebut MEA adalah suatu pasar tunggal untuk kawasan Asia Tenggara yang telah disepakati oleh para pimpinan negara ASEAN dan akan diberlakukan Desember 2015 nanti. Jadi nantinya akan ada pasar bebas dimana barang dari Luar Negeri yang termasuk didalamnya MEA bebas keluar masuk antarnegara, tidak hanya barang bahkan tenaga kerja pun dibebaskan untuk bekerja di negara anggota MEA. MEA ini diciptakan karena keinginan agar dapat seperti negara Cina yang mampu menguasai pasar. Para pimpinan yakin bahwa negara ASEAN pun dapan menguasai pasar.

Apa pengaruhnya bagi kita ? Apa hal tersebut dapat mempenggaruhi diri kita ?. Pertanyaann ini sering muncul dalam diri kita, dan jawabannya tntu hal ini sangat berpengaruh. Karena, dengan adanya kebijakan MEA ini tentu saja kita akan bersaig dengan warga asing guna memperoleh pekerjaan, namun kita juga bisa dengan mudah keluar masuk negaara ASEAN guna memperoleh pekerjaan.

Sebenarnya Indonesia sudah sangat siap menghadapi MEA, hal ini dapat dilihat dari produk-produk yang dihasilkan Indonesia, dimana produk-produk tersebut memiliki kualitas yang bagus bahkan lebih baik daripada China. Tenaga kerja yang dimiliki Indonesia pun sudah profesional pada bidangnya. Hanya saja, para lulusan baru atau anak muda belum menyadari pentingnya bahasa dan tata cara menghadapi MEA. Bahasa Inggris terutama sangat penting karena beberapa negara juga mensaratkan penggunaan bahasa Inggris. Banyak tenaga kerja yang profesional namun tidak memiliki sertifikasi pada bidangnya, tentu saja hal ini penting pada saat kita melamar pekerjaan dalam suatu peusahaan atau instansi instansi tertentu. Karena, mereka hanya akan percaya pada kemampuan kita jika kita memiliki bukti tertulis. Sehingga dalam hal ini para tenaga kerja Indonesia perlu adanya sertifikasi profesional pada bidang masing-masing. Kendala lain pun muncul yang perlu diperbaiki oleh Negara kita ini dimana infrastruktur yang kurang menunjang, serta kemudahan bagi para calon wirausaha untuk brbisnis belum ada.

Dalam kasus Pengacara dan Akuntan misalnya, pengacara Indonesia mmiliki permintaan yang terus menurun. Hal ini karena kendala bahasa, dan bahasa Inggris memiliki peranan yang sangat penting guna menunjang pekerjaan tersebut. Serta dalam segi Akuntan, mereka kurang memahami tentang pentingnya Sertifikat pengakuan kemampuan itu sendiri. Sehingga mereka perlu sadar akan hal-hal semacan itu agar mereka mampu bersaing menghadapi MEA kelak.

Indonesia make progres, Indonesia sudah memiliki double track Jakarta-Surabaya. Kedua, tahun 2016 nanti akan di buka Tanjung Priok dengan perluasan yang baru, bandara juga semakin diperluas, makin banyak lagi pembangkit listrik. Indonesia juga sudah memiliki fasilitas kawasan ekonomi khusus seperti Sumatera Utara, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Timur. Nah, progress itu yang harus didayagunakan.

Dengan adanya progres-progres diatas diharapkan mampu mendukung dan sebagai modal kecil menghadapi MEA. Karena, modal terbesarnya itu sendiri tergantung pada Sumber Daya Manusia itu sendiri.

Adanya masalah-masalah tersebut membuat persiapan Indonesia baru mencapai 88% agar mampu mencapai 100% maka Indonesia perlu membenahi masalah-masalah tersebut.

Apa dampak berikutnya bagi negara Indonesia ? Ini yang perlu diperhatikan, jangan sampai kita sudah mengikuti MEA berbaur dengan Negara ASEAN namun tak memperoleh apa-apa. Jangan sampai, Tenaga kerja Indonesia digantikan kaum mayoritas pendatang sedangkan Tenaga kerja Indonesia sendiri tidak mamppu bersaing di Negara ASEAN.

Kenapa pencapaiannya baru 88%?

Sisanya 10-12% itu adalah sektor jasa yang mana lebih banyak menyoal tentang jasa profesi. Saat ini ada 8 jasa profesi yang sedang digodok, seperti dokter, pengacara, chef, dll. Masalahnya masih ada profesi yang belum menyepakati kesamaan sertifikasi atau standar kompetensi sehingga harus ditemukan jalan keluarnya. Untuk profesi dokter misalnya, sertifikat IDI (Ikatan Dokter Indonesia) sudah diakui di negara ASEAN, sehingga dokter Indonesia diakui kompetensinya di luar negeri. Jika ingin berkarier di sana, maka dokter Indonesia harus mengikuti tes lanjutan sesuai permintaan negara setempat dan sebaliknya. Tutur Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi.

Keuntungan seperti apa yang dapat diperoleh Indonesia ?

Indonesia adalah yang paling lengkap. Hal itu bisa dilihat dari beberapa fakta: ekonomi Indonesia di kawasan ini yang terbesar, penduduknya sangat banyak, GDP juga paling tinggi. Di sisi lain, Indonesia memiliki keragaman yang sangat tinggi. Hal itu tentu akan membuat pasar Indonesia menjadi kian menarik. Dari sisi suplai dan produksi, Indonesia mempunyai sumber daya alam, kemampuan buruh, investasi yang pesat dan basis produksi. Perlu diingat, Indonesia juga mempunyai kemapanan secara sosial politik dan negara demokrasi yang besar. Sehingga Indonesia pasti mampu bersaing dalam pasar ASEAN yang telah digadang-gadang sejak tahun 2006 tersebut.

Sektor mana yang paling diunggulkan?

Kita masih tetap mengandalkan 3 kelompok besar. Pertama, yang berbasis sumber daya alam. Kuncinya adalah harus meningkatkan nilai tambah, jadi tidak menjual barang mentah entah itu dari kehutanan, perikanan atau pertanian.

Kedua, consumer products. Kenapa?. Karena pasar kita yang sangat besar. Untuk itu, kita harus mampu menjadi basis produksi.

Ketiga, adalah ekonomi kreatif yang kini jumlahnya semakin banyak. Di seluruh dunia yang namanya creative player jumlahnya tidak lebih dari 5%. Maka 5% dari 250 juta penduduk Indonesia, yakni sekitar 10-15 juta orang, harus diberdayakan dan ditopang melalui institusi dan infrastruktur yang memadai. Dengan begitu Indonesia pasti sangat siap menghadapi MEA yang akan dimulai akhir tahun ini.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar

 
economics blogs Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template